Cerpen Karya Siswa

The Family

*Karya: Risqiatul Istiqomah

__________________

Di sebuah desa terdapat pasangan suami istri, pasangan tersebut sudah menikah selama 20 tahun dan Alhamdulillah sudah dikaruniai 2 putri kembar yang cantik. Putri yang lebih dewasa bernama Anatasya Tazkia yang di panggil Anatasya. Dan putri yang lebih muda bernama Syafira Anatasya yang di panggil Syafira. Selisih umur mereka berdua hanya beda 5 menit. Perbedaan keduanya adalah kalau Syafira lebih tinggi dari pada Anatasya, tapi yang kakaknya adalah Anatasya.

Suatu hari Anatasya iri kepada kembarannya Syafira, karena Anatasya berfikir kalau kedua orang tuanya hanya mementingkan kembarannya. Kemudian, Anatasya mengatakan pada kembarannya Syafira “Syafira aku benci kepadamu” jelas perkataan Anatasya, lalu Syafira pun menjawab “mengapa kamu benci padaku Anatasya, apa salah ku..?” Syafira mengatakan sambil menangis. Dan Anatasya pun menjawab pertanyaan kembarannya “kamu masih bertanya apa salahmu Syafira…! Pikir Syafira ayah dan ibu selalu mementingkan dirimu dan sangat menyayangimu” jelas perkataan Anatasya dengan nada teriak. Perdebatan kedua kembaran itu pun terdengar ke telinga sang ibu. Setelah ibunya mendengar perdebatan tersebut, ibunya pun langsung meneteskan air mata, karena kedua putri kembarannya sedang bertengkar. Lalu sang ayah pun menghampiri istrinya yang sedang menangis. Dan dia pun bertanya “kenapa kamu menangis wahai istriku..?”. istrinya pun tidak menjawab pertanyaan suaminya dia hanya merenung dan terus meneteskan air mata. Suaminya pun tidak memaksa istrinya untuk menjawab peertanyaannya, dia terus berjalan pergi meninggalkan sang istri yang sedang menangis. Sang ayah menghampiri Syafira  yang sudah selesai bertengkar dengan Anatasya. Sang ayahpun bertanya pada Syafira “ibumu mengapa menangis Syafira…?” mendengar pertanyaan sang ayah, Syafira heran dan bingung. Lalu menjawab pertanyaan sang ayah “Syafira tidak tahu ayah, mengapa ibu menangis” ayah pun menjawab “baiklah nak jika kamu tidak tahu”. Sang ayah pun  langsung pergi meninggalkan Syafira. Di fikiran Syafira bertanya-tanya  “mengapa ibu menangis apa jangan-jangan ibu mendengar pertengkaran aku dan Anatasya”.

Malam pun tiba dan sang ibu pun menemui Anatasya yang sedang menangis tanpa henti dikamarnya, sang ibu bertanya pada Anatasya “mengapa kamu menangis nak..?” Anatasya tidak menjawab pertanyaan ibunya, namun meski Anatasya tidak menjawabnya, sang ibu sudah tahu semuanya apa yang terjadi. Lalu ibu mengatakan kembali pada Anatasya “ibu sudah tahu kamu menangis ini karena kamu bertengkar dengan saudara kembaranmu, karena apa kamu bertengkar dengan saudaramu Anatasya?” bentak ibu kepada Anatasya. Anatasya yang mendengarkan perkataaan ibunya lagi-lagi meneteskan air mata secara terus-menerus dan Anatasya pun mulai mengatakan pada ibunya “ ibu masih bertanya karena apa! Apa ibu tidak sadar? ibu selama ini hanya mementingkan Syafira, ayah juga selalu Syafira yang menjadi peran utama sedangkan aku selalu ditirikan. Aku juga anakmu bu… bukan Cuma Syafira” ucap Anatasya dengan nada menangis. Sang ibu pun kembali mengatakan pada Anatasya “. fikiranmu salah Anatasya, ayah dan ibu juga mementingkan kalian berdua karena kalian adalah anak-anak ibu dan ayah” ucap sang ibu dengan nada teriak dan meneteskan air mata. “dimana ibu pernah mementingkan aku, dimana bu…?” ucap Anatasya. “ kamu masih belum sadar Anatasya, justru kamu yang ayah dan ibu pentingkan, Syafira itu sering mengalah demi kamu” ucap sang ibu sambil menangis. Kemudian ayah pun pulang dan mendengar perdebatan sang ibu dengan Anatasya. Lalu, ayah pun menghampiri mereka berdua dan langsung menanyakan apa yang telah terjadi “ada apa ini…?” Ucap sang ayah. Setelah ayah datang suasana kamar Anatasya menjadi hening seketika tidak ada suara yang menjawab pertanyaan sang ayah. Sedangkan Syafira sedang menangis dikamarnya karena ibunya telah berdebat dengan Anatasya.

Memang kenyataannya ayah dan ibunya itu lebih mementingkan Anatasya daripada Syafira. Karena, walaupun mereka kembar sifat mereka berdua tidak sama. Anatasya yang sifatnya egois dan keras kepala, sedangkan Syafira lemah lembut dan mengala. Tapi, Anatasya selalu kurang akan kasih sayang orang tuanya. Anatasya selalu berfikir Syafiralah yang menjadi putri kesayangan. Justru Syafira banyak mengalah demi kebahagiaan Anatasya.

Suatu hari Anatasya sadar akan kesalahannya yang kemarin ia lakukan, lalu Anatasya menghampiri sang ibu yang tengah duduk bersama Syafira. Anatasya pun langsung minta maaf kepada ibu dan Syafira atas semua kesalahan yang ia perbuat “ibu dan Syafira, Aku minta maaf atas semua kesalahanku, Anatasya akui bahwa Anatasya yang salah, maafin Anatasya bu….”. ucap Anatasya dengan nada penuh salah.

 “kamu tidak usah minta maaf nak.. ibu sudah maafin kamu naak….” Ucap sang ibu sambil merangkul Anatasya. “Syafira, saya juga minta maaf yaa….” Ucap Anatasya kepada Syafira. “aku pasti maafin dong….. kamu kan saudara kembaranku yang paling cantik “ ucap Syafira sambil ketawa. Disela adegan minta maaf, ada ayah yang melihatnya lalu sang ayah pun langsung menghampirinya “gini dong, ketawa jangan nangis-nangis terus” ucap sang ayah sambil tersenyum. “ayah cuman berpesan sama kalian berdua, sebagai saudara tidak boleh bertengkar, kita semua keluarga. Jadi, harus rukun  paham putri-putri kesayangan ayah” pesan ayah pada keduanya. “paham ayah, kami janji tidak akan bertengkar lagi” ucap kedua putrinya. Dan mereka pun tersenyum bahagia dan berpelukan.

Bersambung………………….

______________________

*Siswi  Kelas X B MA Miftahul Ulum Al-Azizah

One thought on “The Family

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *