Artikel Karya Siswa

Perhatian Umat Islam terhadap Kitab-kitab Tafsir Al-Qur’an

*Karya: M Riski Hasan

______________________

Al-Qur’an merupakan undang-undang syari’at dan sumber hukum yang harus dita’ati dan diamalkan oleh setiap muslim, yang didalamnya termuat masalah-masalah halal haram serta amar makruf dan nahi mungkar. Al-Quran juga sebagai sumber inspirasi sastra dan akhlak, oleh karena itu muslim diperintahkan untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip Al-Quran.

Suatu hal yang dapat membantu pengalaman pengertian yang dikandung didalam Al-Quran adalah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengam peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang menimpa umat islam selama dua puluh tiga tahun lebih, yang turun kepada nabi Muhammad Shollaallahu Alaihi Wasallam, selalu membicarakan permasalahan yang ketika itu sedang  dialami umat islam. Rasulullah berupaya menjelaskan ayat-ayat dengan global dan menjelaskan pengertian yang masih samar dan memecahkan problema yang mereka hadapi.

Hal tersebut telah dijelaskan Allah didalam Al-Quran

وانزلنا اليك الذكر لتبين للناس ما نزل اليهم

Artinya:  “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (An- Nahl, 16 : 44)

Sepeninggal Rosulullah umat islam mulai mempelajari Al-Quran  dan menyelidiki makna-makna yang terkandung dengan memperhatikan riwayat-riwayat para sahabat yang terus menerus mendampingi Rasulullah seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali ibnu Abi Thalib, Abdullah ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay ibnu Ka’ab, Zaid ibnu Tsabit, Abu Musa Al-Asya’ri, Abdullah ibnu Zubair, mereka merupakan para sahabat yang termasyhur dibidang tafsir.

Al-Quran merupakan kitab samawi yang turun kedalam nurani seorang nabi yang mempunyai kedudukan paling sempurna. Didalam Al-Quran terkandung beberapa pengetahuan yang tinggi dan nilai-nilai luhur.

سورة الفاتحة

بسم الله الرحمن الرحيم ١

Tentang nama-nama surat ini. Nama lain dari surat al-Fatihah adalah Ummul Quran atau Ummul Kitab. Alasannya ialah karena ia meliputi tujuan-tujuan pokok Al-Quran, antara lain :

1. Pujian kepada Allah, 2. Ibadah kepada Allah dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya, 3. Menjelaskan janji-janji Allah dan ancaman-ancamanNya.

Nama lainnya adalah As-Sab’ul masani, karena surat Al-Fatihah dibaca sebanyak dua kali setiap sholat. Al-Quran disebut juga Suratul Asas atau Asasul Quran, karena surat ini merupakan pokok Al-Quran dan merupakan permulaan Al-Quran. Dan disebut al-Fatihah karena menduduki surat pertama yang diturunkan secara lengkap.

Didalam al-Fatihah juga tercakup perihal hamba-hamba Allah yang menambatkan ajaran tauhid didalam hati dan jiwanya. Surat al-Fatihah juga mencakup penjelasan tentang jalan kebahagiaan yang dapat mengantarkan hamba-hamba Allah yang mengecap kenikmatan Dunia dan Akhirat dan mengandung berbagai kisah yang menceritakan orang-orang yang mendapat petunjuk atau orang-orang yang berdiri diatas garis-garis Allah dan ia juga memberitahukan orang-orang yang sesat atau melanggar batasan-batasan yang ditentukan Allah dan mengesampingkan syariat. Dalam surat al-Fatihah pengertian dan penjelasan tersebut telah terurai secara ijmal.

Masalah tauhid telah diisyaratkan Allah melalui firman yang berbunyi, الحمد لله رب العالمين  ٢

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam

Firman tersebut menunjukkan segala puji itu diungkapkan karena akan membawa kenikmatan yang bersumber dari Allah, karena hanya Allah lah yang berhak menerima pujian. Pengertian ini dapat disarikan dari firman Allah رب العالمين٣

Kemudian Allah melanjutkan firmannya yang berisikan janji dan ancaman melalui ayat yang berbunyi  مالك يوم الدين٤  “Yang memiliki hari pembalasan”.

Pengertian hari pembalasan meliputi pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, dan siksaan bagi orang-orang yang berbuat dosa dan kejahatan.

اياك نعبد واياك نستعين ٥

Hanya kepada Engkaulah yang kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.

Dengan demikian kemusyrikan tercabut ketika sedang melanda bangsa dan umat.

Mengenai jalan kebahagiaan di ungkapkan didalam ayat  اهدنا الصراط المستقيم

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”, ayat tersebut mengandung suatu kebahagiaan tidak mungkin tercapai kecuali harus menempuh jalan yang benar dan lurus, dan siapapun yang menyimpang dari jalan tersebut akan berakibat sengsara dan sesat.

Kandungan ayat al-Fatihah yang berkaitan dengan cerita-cerita orang terdahulu di ungkapkan dalam ayat  صراط الذين انعمت عليهم

“Jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat-nikmat kepada mereka”  ayat ini menunjukkan bahwa dulu terdapat umat yang mematuhi petunjuk-petunjuk syariat dan hukum Allah. Oleh karena itu kitapun berkewajiban untuk mencontoh jejak mereka dan meniru perbuatan mereka.

Hal senada juga diungkapkan dalam ayat  غير المغضوب عليهم ولا الضالين

“Bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”.

Ayat ini menunjukkan bahwa yang tidak menerima nikmat Allah terdiri dari dua kelompok, pertama adalah kelompok orang yang menyeleweng dari kebenaran setelah mengetahui kebenaran, yang kedua adalah kelompok orang yang tidak mengetahui perkara sama sekali, atau mengetahui tetapi masih goyah, atau belum sempurna.

______________________

*Siswa Kelas  XI A MA Miftahul Ulum Al-Azizah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *