Cerpen Karya Siswa Literasi

Misteri Pohon Aren

Karya : Rama Ibnu Abdi Robbi “)

Suatu malam yang tenang mengikuti alur Rembulan, datanglah para pemuda yang sedang berjalan di tengah malam yang seram dan mencekam.  Konon menurut para tetuah di kampung itu tepatnya dijalan dekat pohon aren itu sering terjadi kejadian yang cukup menyeramkan. Ditempat itu sering terjadi tragedi pesugihan, pembunuhan, dan tumbal-tumbal. Sudah sering dibicarakan warga sekitar dari mulut kemulut, tetapi para pemuda ini seakan-akan tidak menghiraukan cerita itu. Mereka Berjalan melewati pohon aren itu. Mereka disaat itu ada empat orang, yaitu Riki, Wawan, Eka, dan Fauzi.

Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 01.30.  Bunyi-bunyi aneh di sekitar itu mulai terdengar menambah suasana yang serasa semakin mencekam.  Perasaan Mereka mulai gelisah, teringat tentang cerita warga setempat yang mengusik pikiran mereka. Dan ketika pikiran mereka sudah mulai gelisah dan ketakutan, wawan mengajak teman-temannya untuk segera pulang. Siwawan  berkata 

Wawan;  yuk kita pulang 

Eka; iya nih sudah malam,  sahut si eka

Dan mereka pun sepakat untuk pulang

Namun sebelum mereka pulang…tiba-tiba Riki kebelet pipis sudah enggak tahan. Riki berpesan dan berkata,

Riki; bentar brow gua kencing dulu.   Tapi Eka menyela omongan Riki dan berkata

Eka; rik jangan pipis dibelakang pohon aren itu, wawan juga menambahi ucapan eka, benar tuh…

Tetapi si riki tetep bandel dan bilang “udah ga apa apa gak usah takut cuma bentar ko 

Eka; ya udah cepetan, sahut eka

Berjalanlah si Riki kebelakang pohon aren itu

Gak lama kemudian si riki dateng, kegetlah mereka dan bilang…ko cepet banget…?

Iya tuh, nambahi siwawan, menambahi ucapan teman-temannya.

Kemudian merekapun melanjutkan perjalanannya tetapi dalam perjalanan fauzi mulai merasakan keanehan, seraya berbisik kepada eka,

Fauzi;  kamu gak ngrasa aneh ? Enggak kata si eka.

Fauzi tanya lagi, kok tumben riki gak kayak biasanya, 

Eh betul juga tuh, sahut eka 

Mukanya kok putih pucat. Penasaran si eka.

Suasanapun semakin mencekam, semilir angin berhembus menyelimuti perasaan mereka yang semakin tak karuan, bulu kuduk merekapun mulai berdiri mengiringi langkah yang tergesa-gesa.

Semakin jauh mereka melangkah meninggalakan pohon aren itu,  mereka semakin merasa aneh dengan tingkah si riki.

Mereka pun melanjutkan perjalanan semakin lama mereka semakin merasakan keanehan terhadap tingkah si Riki. Dan tidak lama kemudian si Riki menghilang, disaat itu posisi Riki ada di sebelah si wawan eh tiba-tiba sudah berada disamping fauzi terkejutlah mereka. Dan mereka melihat seakan-akan kulit si Riki mengelupas kayak terbakar api, merekapun lari terbirit birit. Kemudian mereka berhenti karena di depan mereka berdiri seseorang yang wajahnya sama dengan Riki, merekapun Bingung. Didepan mereka ada Riki dikanan dan dikiri mereka ada si riki. Hingga akhirnya mereka menerobos dan mendorong tubuh si Riki tersebut lalu mereka lari sekencang-kencangnya. Disitu mereka berfikir sambil berlari bahwa mereka itu bukanlah Riki teman mereka, akan tetapi makhluk lain yg menyerupainya, sehingga dalam perasaan takut dan penasaran mereka berkesimpulan bahwa seseorang yang menyerupai Riki itu adalah hantu. Hantu itupun tertawa melihat mereka lari kalang kabut. Tidak hanya itu saja, tak jauh dari tempat itu mereka di hadang oleh hantu berkepala buntung, lalu pingsanlah si wawan. Dan kemudian siekapun merasa bahwa kakinya seakan-akan ada yang memegangnya, dan setelah ia lihat benar saja ada tangan yang sangat besar dan hitam berkuku panjang memegang erat kakinya. Mereka pada akhirnya pasrah, dan berfikir hanya allah lah yg bisa membantu.  Kemudian mereka mendengar dari kejauhan ada suara dengan nada yang sangat keras, “lepaskan mereka”, suara itu muncul dari sosok laki-laki tua bergamis putih dan bersorban dikepala, yang kemudian perlahan menghampiri mereka. Seketika itu juga mereka semua pingsan.

Seiring berjalannya waktu, pagi sudah mulai menampakkan senyumnya diufuk timur. Mentari pun mulai merekah dengan senyum kehangatan. Tiba-tiba mereka semuapun tersadar dari pingsan semalam. Ketika terbangun mereka semua kaget karena telah berada dirumah salah satu warga, dan warga tersebut menjelaskan kejadian yang telah mereka alami semalam. Setelah itu diketahui bahwa yang menolong mereka semalam adalah Empu Gandrong, orang sakti didesa mereka. Disamping mereka sudah berdiri teman mereka yaitu siriki dan menceritakan kejadian yang dialami semalam.

Setelah kejadian tersebut para warga mengadakan selametan didekat pohon aren yang angker itu.

Sedikit pesan dari penulis;  Disekitar kita tentunya ada kehidupan makhluk lain yang senantiasa bersanding dengan kita, walaupun kita tidak pernah melihat mereka. 

Ingatlah…… ketika terjadi sesuatu diluar nalar kita, jangan lupa kembali kepada sang pencipta, karena semua makhluk semata-mata adalah miliknya dan berada digenggamannya…….

*) Siswa Kelas X MA. Miftahul Ulum Al-Azizah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *