Menulis merupakan kegiatan menyalurkan pikiran, gagasan, ataupun perasaaan seseorang, yang diungkapkan dalam sebuah tulisan. Kegiatan menuangkan pikiran dengan tulisan ini, bertujuan untuk menjadi alat komunikasi penulis dengan pembaca. Sehingga, pembaca dapat memahami dengan lebih seksama, apa yang dimaksud oleh penulis, baik itu informasi sekitar, teguran, ataupun penyampaian isi hati.

Memang pada dasarnya ada empat keterampilan dalam berbahasa yang dapat diterima oleh seseorang, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, menulis merupakan sarana yang paling mapan untuk dijadikan alat komunikasi. Meskipun, masih banyak yang menganggap menulis itu sulit, padahal kita berbicara panjang lebar sampai memakan waktu bermenit-menit itu bisa, andaikan pembicaraan itu di tuangkan dalam tulisan, tidak dapat dipungkiri, dua lembar akan dapatkan, mudahkan,,,!

Ada beberapa manfaat dari menulis, seperti, menjadi sarana komunikasi, dapat menjadi rujukan bagi orang lain, sarana pengembangan diri, membantu meningkatkan konsentrasi, penulis dapat dikenal luas, dapat menghasilkan uang dan,bisa juga, menulis dapat menyampaikan pesan dan kesan terhadap anak cucu kita, mungkin, pada umur 70 tahun nanti, kita tidak dapat berkomunikasi dengan anak cucu kita, namun, jangan khawatir, menulis adalah solusinya, dapat menyampaikan sejarah keluarga, perjuangan bangkit dari keterpurukan keluarga, atau, memberikan gagasan yang sekiranya dapat membawa anak cucu kita pada keadaan yang membanggakan.

Mungkin dapat dijadikan figur, ulama’ besar kita KH.Abdurrahman Wahid, iya, Gus Dur, presiden kebanggaan kita. Beliau wafat pada tahun 2009 lalu, namun sejatinya beliau masih dapat berkomunikasi dengan kita, melalui karya tulisnya. Seperti Dialog Peradaban, Islamku Islam Anda Islam Kita, The Wisdom Of Tolerance, MenggerakkanTradisi, Islam Kosmopolitan, Melawan Melalui Lelucon dan masih banyak karya-karya beliau yang dapat kita jadikan komunikasi tidak langsung.

***

Lebih luas lagi, banyak orang yang memiliki masalah lantas memanfaatkan menulis sebagai sarana untuk menuangkan apa yang menjadi beban diotaknya, sehingga, bisa dikatakan hal itu dilakukan hanya untuk Ejakulasi Otak, agar mendapatkan ketenangan kembali.

*oleh: Samsul Huda, S.H