Cerpen Karya Siswa

Menilai Sebelum Mengenal

____________________

*Oleh: Ima_mha

Gadis cilik itu di pilih, untuk memimpin pelantunan sholawat di ajang prestasi santri nanti. semua temannya bersorak tak terima. Karena Suara gadis itu bagi ku fals menurut mereka. Namun Meskipun begitu, tak mampu menggoyahkan sang kepala madrasah untuk tetap memilih Hilda- gadis cilik itu sebagai pemimpin pelantunan sholawat. Teman- temannya pun hanya bisa pasrah Dan mau tak mau harus tetap mengikuti instruksi Ustadz Ulum  – Sang Kepala Madrasah meski  tidak yakin akan prestasi yang akan Ditampilkan nanti.

Setelah berakhirnya perkumpulan penyampaian pengumuman, teman-teman hilda tak henti-hentinya mencemooh.

“hih  paling-palingan suara dia bikin sound nya meledak Karena suaranya yang jelek, dan gak ada yang mau ngedengerin deh hahaha“ Caci Vivi salah satu temannya disetai gelak tawa teman yang lain.

“Hahah…. benar juga kamu vi…Lagian Kenapa Ustadz Ulum milih dia sih, diakan Kampungan, gak gaul, pula” Timpal yuni gadis cilik di dekat vivi. Yang lain ikut manggut-manggut, hilda hanya diam tak menggubris.

Tiga hari berlalu usai Kejadian pencemohan itu, akhirnya acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Semua mempersiapkan diri mencocokan baju yang pantas untuk penampilan prestasi. Tapi tidak dengan hilda, ia berdiam diri tanpa berniat ikut bersiap-siap dengan teman-temannya. Perasaan takut dan gugup kian menyelimuti, la tak ingin mengecewakan kepala Madrasah yang sudah mempercayainya untuk melantunkan sholawat di atas panggung sebentar lagi. Tanpa henti bibirnya mengucap istighfar agar bisa tenang. hingga.

“ hap”

“Astaghfir…. ullah” Teriak hilda sambil memejam dan memegangi dadanya, terkejut

“hihi maaf-maaf sesal Diana teman karibnya” lagian kan bukannya siap-siap, malah murung sambil komat-kamit, macam mbah dukun aja Tegurnya Kemudian.

belum sempat menjawab, lengan hilda lebih dulu ditarik oleh Diana untuk ikut berbaur dengan yang lain. Hilda hanya parah, Lalu ia mengenakan baju yang sudah di persiapkan untuknya, tanpa menghiraukan cemoohan dari terman-temannya

usai merias diri, hilda dan kawan-kawan diam menunggu giliranya tiba dibelakang panggung. Ralat hanya Hilda, yang lain sama sekali acuh tak peduli. Saat nama kelompoknya disebut, hilda dan teman-temannya pun menaiki panggung.” Melantunkan sholawat di bawah pimpinan Hilda berbeda dengan penampilan sebelumnya, kali ini penonton bersorak-ria mendengar lantunan sholawat dari Kelompok hilda.

Setelah menuruni panggung, teman-teman hilda memeluknya, karena bukannya cemoohan melainkan pujian yang penonton berikan untuk mereka. Tak hanya itu, penonton juga tak segan menciumi dan mengajak mereka berfoto. Vivi dan Yunie meminta maaf karena telah meremehkannya, dan merekapun mulai menerima Hilda dan menjadi teman yang saling menghargai satu sama lain.

­____________________

*Siswi Kelas XB MA Miftahul Ulum Al-Azizah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *