Cerpen Karya Siswa

Secercah Harapannya

*Karya: Nayla Qurrotu Ainin Nadzifa

______________

Kalau menurut kita rumah itu adalah tempat ternyaman untuk berpulang, tidak untuk seorang Azzam Aulian Putra. Setiap hari telinganya di penuhi teriakan, bentakan, dan penekanan. Itu karena dia sering pulang malam, tawuran, balapan, bahkan dia sering diantar pulang temannya dalam keadaan babak belur.

Sebenarnya  dia melakukan itu semua semata-mata hanya untuk melampiaskan kekesalannya. Azzam mempunyai adik perempuan bernama Syifa Caesarena, adik yang di benci Azzam. Karena kehadiran syifa mengubah banyak hal, Azzam seringkali dibeda-bedakan membuatnya timbul rasa iri dan benci. Kebencian itu membuatnya selalu ingin menjadi yang lebih baik dari Syifa.

Suatu ketika adiknya itu lulus dari sekolahnya dan berencana untuk mondok di sebuah pesantren. Karena rencananya itu kedua orangtuanya sangat memanjakannya bak putri kerajaan. Apapun yang dia inginkan, langsung saja Abi dan Umminya kabulkan. Semua itu membuat Azzam semakin ingin menjadi yang lebih baik dari Syifa. Azzam seringkali terdiam akhir-akhir ini memikirkan obrolan keluarganya yang tak sengaja di dengarnya. “ini baru anak Abi sama Ummi! Ummi bangga sama kamu nak, yang betah dipesantren. Jangan lupa do’ain Abi sama Ummi, dan kakak kamu. Do’ain semoga kakak kamu cepat berubah dan bertaubat ya nak!” “dia seperti itu juga mungkin karena kita yang tidak bisa didik dia dengan baik mi!” suara Abinya terdengar.

“Abi bicara apa sih, Abi sama Ummi udah mendidik Syifa sama kakak dengan baik kok, mungkin belum waktunya saja kakak untuk berubah. Kita do’ain kakak bareng-bareng aja ya Bi.. Mi…..” suara Syifa sebelum akhirnya terdengar suara langkah kaki yang menjauh. Ya, Syifa berangkat ke pesantren dengan diantar kedua orangtuanya, tentunya tanpa izin Azzam.

Setelah kepergian keluarganya tatapan Azzam terpaku pada sebuah kertas asing yang terlipat diatas meja belajarnya. Karena ingin mengetahui apa isinya Azzam memutuskan untuk membacanya.

Isi surat.

Assalamualaikum wr.wb

Teruntuk kakakku dengan ini Syifa pamit karena tak mungkin berpamitan langsung, dengan keadaan kakak yang mungkin saja sedang membenciku. Perlu kakak ketahui sebenarnya tak pernah ada perbedaan diantara kita. Terkadang kita kurang memahami bahwa teriakannya, bentakannya, dan kasarnya, itu tanda mereka peduli. Karena orangtua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Mereka ingin anaknya berguna. Kak tolong bahagiain Umi dan Abi selagi mereka ada bersama kita. Sekali lagi maafin  Syifa kalau Syifa ada salah sama kakak. Wassamualaikum wr. Wb

Setala membaca itu entah perasaan apa yang dirasakannya saat ini. Ada rasa penyesalan disana. Azzam kecewa pada dirinya sendiri karena tanpa dia sadari dia telah melukai hati orang-orang yang ia cintai. Dia menunggu kedatangan Ummi dan Abinya di ruang tamu. Setelah orangtuanya pulang Azzam langsung bergegas mencium punggung tangan kedua orangtuanya. Lalu, berhambur kedalam pelukan Umminya. “Mi… Bi….. maafin Azzam” suara Azzam bergetar ketika mengatakannya. Mendengar itu Umi dan Abinya meneteskan air mata saking bahagianya.

Setelah meminta maaf kepada kedua orangtunya, Azzam ingin sekali membahagiakan mereka berdua. Seperti apa yang adiknya sampaikan. Setelah memikirkan matang-matang akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dipesantren untuk menambah ilmu agamanya disana. Di pesantren dia juga melanjutkan kuliahnya dalam bidang keagamaan. Beberapa tahun kemudian Azzam sudah berhasil membawa gelar megister karena telah lulus S2. Saat ini Azzam menggunakan kostum wisuda dan toga yang yang bertengger manis di kepalanya. Saat dia genggam tangan kedua orangtuanya dengan erat untuk menunjukkan pada dunia bahwa dia bisa sukses berkat do’a dan perjuangan kedua orangtuanya.

*Orang tua ingin melihat anaknya tumbuh dewasa dengan keberhasilan didikannya

_____________

*Siswi Kelas XB MA Miftahul Ulum Al-Azizah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *